Selasa, 03 November 2009

Pendidikan Kita Kurang Kontekstual ?

I. Anak-anak Usia Pendidikan Dasar 9th Ga Betah di Sekolah.

Tak perlu waktu khusus meneliti demografi warga Sidoasri untuk mengetahui hal ini, cukup tinggal di desa Sidoasri, Sumbermanjing Wetan, kab. Malang beberapa hari saja, maka dapat terlihat ada beberapa anak usia sekolah dasar 9th yang sibuk "bangkat" atau membawa pisang beberapa tandan ke tempat pengumpulan, untuk selanjutnya diangkut oleh "truck".
Jika ditanya, apakah mereka sekolah ? Ada yang menjawab malas, ada yang pusing jika berpikir tentang pelajaran, biaya sekolah juga dikeluhkan beberapa dari mereka, utamanya yang setingkat SMP.
Singkatnya mereka lebih memilih untuk mencari uang daripada mengupayakan bersekolah. Di mana sektor kerja mereka ? Ada yang menjadi buruh pengangkut pisang, dari "thethelan" ke pos pengumpulan pisang. Ada yang menggarap "thethelan", sawah bersama orang tua, ada juga yang dengan modal dari orang tua kemudian membuka bengkel sepeda motor.
Bagaimana orang tua anak-anak ini ? Hal inilah yang unik terjadi, hingga akar masalah tak kunjung terurai hingga kini. Pengalaman penulis dengan salah satu pengurus program nasional PNPM (entah yang generasi sehat atau apa gt), terungkap suatu kasus dalam keluarga yang cukup mampu untuk ukuran desa Sidoasri, si anak ditanya, apakah masih mau sekolah? Jawabnya mau, tetapi orang tua melarang. Ketika orang tua ditanya, jawabnya sebenarnya ingin anaknya bersekolah, tetapi anaknya yang tidak mau. Setelah anak berhenti sekolah, orang tua membelikan sepeda motor baru dan perhiasan emas.
Dari hal ini, jelas bukan biaya, tapi siapa yang bermasalah dengan sekolah ? Anak atau orangtuanya ?
Ada juga yang kini telah berusia 19 tahun, mengaku putus sekolah saat SMP kelas 1, konon karena ia malu diejek temannya. Makanya lebih suka "angon kebo" ketimbang sekolah.

Bersambung deh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar